Paman Google

Google

Web    Gambar    Grup    Direktori    
 
  Pencarian Khusus
  Acuan
  Perangkat Bahasa
Telusuri:

Google.co.id tersedia dalam bahasa: English Nederlands Boso Jowo


Program Periklanan - Serba-serbi Google - Google.com in English

©2007 Google

Rabu, 05 September 2007

Akan Kemana Bangsa Ini?

Aku tidak tahu bagaiamana lagi nasib bangsa ini
bukan hanya perbuatan manusia yang merugikan
tapi Tuhan pun ikut turun tangan

pesawat meledak
bus kecelakaan
naik kapal karam
naik kereta kejungkal di jembatan
tanah longsor menimpa lahan dan perumahan
banjir berlari saling berkejar-kejaran

belum cukupkah bangsa ini dihajar dengan kelaparan dan kesusahan
masih kurang menderitakah bangsa ini sampai Tuhanpun mengirimkan berbagai bencana alam
Atau bangsa kita yang tidak sadar-sadar dengan sudah banyaknya cobaan?


Bangsa ini sudah tidak punya apa-apa
sama sekali tidak ada yang tertinggal untuk kaum kerabat, saudara bahkan keturunan
yang ada hanya secuil harapan akan adanya perubahan
yang hanya dapat dijemput dengan kesabaran

Seribu Wajah Dengan Nama Tuhan

Aku melihat seribu wajah
Semua mereka mengaku membawa nama Tuhan
Ada yang berkata dengan senyum liciknya
Ada yang bercerita dengan topeng kearifan

Ada pula yang berteriak dengan lantangnya
Dan ini, menyandang senjata berkacak angkuhnya
Lalu mereka minta upah atas pidato bijaknya
Saling mengkafirkan dan lalu berbunuhan


Seakan dengan mengusung nama Tuhan mereka berhak;
Memungut pajak dari umat yang berteriak kelaparan
Menunjuk kebenaran dirinya dan neraka yang lainnya
Lalu darah pun halal dicurah, daging pun direncah


Seakan merekalah yang membuat surga dan neraka
Seakan mereka sanggup menghitung dosa-dosa yang tak kelihatan
Dan seakan mereka adalah wujud dari malaikat kematian


Yakinkah bila surga adalah milik mereka
Yakinkah bahwa neraka bukan hak mereka
Ah Tuhan kenapa Kau diam tak berkata
Katakanlah padaku dan mereka sedikit saja tentang-Mu


Agar keyakinan ini bukan sebab kata ahli berbilang
Yang sering lupa menghitung jarinya sendiri
Ataupun atas tulisan pada lembar-lembar yang katanya suci
Yang seringkali terkotori oleh ludah-ludah para penjilat

Engkau Janjikan Kami Surga

untukmu yang berlumur sabda gusti
untukmu yang yang janjikan surga abadi

jujur
kami mencoba untuk jujur
apakah kau tahu?
bisikan maupun teriakan kebencian
yang kau tebarkan kepada umat
selain di mana engkau bernaung
telah buat kami tercerai-berai?
apakah kau sadar?
ribuan kata yang kau keluarkan
atas nama gusti maha kuasa
telah hancurkan kami?


“kita yang paling benar!”
“mereka itu sesat!”
“perangi mereka!”
ujarmu hasut kami

“tuhan bersama kita!”
“bunuh orang-orang sesat itu!”
“atas nama tuhan maha kuasa!”
ujarmu lagi penuh benci

kami mencoba untuk bersungguh-sungguh
kami ragu
kami takut

setelah ini apa upayamu
untuk jalankan misi sucimu?
“surga!”
“kalian semua akan masuk surga!”
engkau janjikan kami surga

“surga?”
betapa indahnya surga
ujar kami penuh harap
“surga! kami ingin surga!”
engkau tertawa puas dalam hati
melihat betapa bodohnya kami

Selasa, 04 September 2007

All for One, One for All

Far away we are all from,
separated by distances and by time,
Far away we all stay, in the north
and in the south, east and west,

Come united we are all,
four in one love, one love for all,
And we are afraid no more,
as happiness is ours, each and all,

At the airport we part and say goodbye,
to the future we are heading,
At the airport we are united,

four in one, one for four,
The love of each other, as the love
for all, and all for the love,
Day by day, may our days be filled,

with life and care,
For each in one, and all in one as
well, in one for each, and so for all.

Pengamen Kecil

Suara itu memekakkan telingaku
kudapati rincingan gaduh pengamen kecil
dengan tatapan kosong ia bernyanyi malas
tangannya bergerak menghentak botol kecilnya

Mata-mata itu tak memandangnya
berpaling melihat kegaduhan kota
semeraut dipanggangan mentari
dan aku menyapu seluruh tubuh kecil itu

Rambut lusuh dengan wajah menghitam
mengenakan pakaian belel dan lapuk
bertelanjang kaki dengan tapak yang semakin kebal
tubuh itu terlalu kecil untuk menerjang kota

pengamen kecil yang malang
mengumpulkan rincingan rupiah hingga malam
pengamen kecil yang malang
terus bernyanyi dengan suara serak tak berarti

Merindumu

Walau kalut menggulung hitam batinku
Aku masih terhenyak dalam rindu yang tak sudah
Apakah dirimu menyeruakkan cinta yang sama?
Aku terpaku dalam malam hening dan itu pun tanpa dirimu

Mentari akan terus mengisi hari
Walau dinginnya derai hujan akan menghiasi bulan
dan deru bintang akan menyertai tahun-tahunku
aku akan tetap menantimu

akankah ku kan melihat wajahmu,
tersenyum dalam kehangatan matamu?
seperti biasa kau menatapku dengan sejuta kelembutan
akankah kau akan pulang ??

ku rindu setiap senyummu
ku impikan tawamu
dan ku bayangkan wajahmu
walau suaramu
kini tetap terniang dalam memoriku

waktu mengapa tak menghempas pergi
jarak mengapa begitu jauh
hingga ku tak dapat menggapaimu
hingg ku tetap berdiri menatap langit....
sendiri....

Ijinkan Aku Mencintaimu

Aku tak mengerti mengapa aku merindumu?
mencemaskanmu dalam setiap deret waktu
meraba imajinasiku untuk menerka
apa yang kau lakukan?
berharap kau sedikit membayangkanku

Jika aku terbuai malam
Apakah kau akan menuai bintang untukku?
Jika aku menanti pagi
Apakah kau akan semaikan embun untukku?

Kubertanya pada Tuhan
Mengapa sepi ini mengulumku?
Merajut benang cinta diantara duka
Mencerca kasih di atas perih ini

Andai rasa ini bukan kesalahan
Apakah Tuhan begitu tega memberiku satu dera lagi?
Andai aku tak menggeret mimpi
Mengapa kau begitu menghantuiku?

Biarkan aku mengerti dirimu
Memahamimu....
Mencintaimu dengan segenap tenagaku
mendekapmu selamanya....
Memilikimu untuk mengarungi hidupku

Bersamamu....

Jika aku memandang langit
mengharapkan bayangan wajahmu
terurai dalam goresan semu
karena disini aku begitu merindumu

Diantara senandung langkah bumi
aku menantikan langkahmu di depan pintu hatiku
Diselimut awan putih itu
kugantungkan cinta suciku

Bilakah engkau akan bersamaku
mengarungi satu cerita dalam lautan cintaku ??
Bersama rembulan ku akan menjemput malammu
dengan sejuknya jiwamu....

Bila aku bukan wanita terbaikmu
biarkan aku mencintamu dengan segenap jiwaku
Bila aku bukan pilihan hatimu
biarlah aku mendampingimu selamanya

Biarkan aku
menjadi bagian kecil di sudut hatimu....
Biarkan....
Karena aku hanya ingin bersamamu....
seumur hidupku....

Seuntai Salam

Kugoreskan Seuntai Salam penuh kehangatan
menghempaskan angin kedukaan
Melantun seiring nyanyian hati
Bergemuruh bersama sang waktu

Mencari onggokan kata-kata indah di Samudera
Bagai menyusuri Lautan yang paling dalam
Mencoba merangkai sederet puisi
Bagai menyusun ungkapan hati yang paling indah

Tatkala mentari berkejaran dengan rembulan
Apakah engkau akan tetap di sana?
Menunggu hingga kutuangkan bait-bait yang memenuhi otakku
Seakan ingin keluar dan menumpahkannya?

Karena kutetap menyulam kata
Cermin rasa dan keasaanku
Menampar semua keangkuhanku
Dan membiarkan baitku mengisi jagat raya

LESU DAN ...

tiba waktunya
lelaki segagah manapun
menjadi lesu dan bodoh.

bila tiba saat itu
pasrahlah
dan ucaplah terima kasih
kepada yang memperingatkan
bahawa kita tidak selamanya bisa
membusung dada dan mendongak kepala.

YANG DIA SAYANGI

dia tidak pernah menyayangi
agama yang diwarisi
dari ibu dan bapanya.

dia tidak pernah menyayangi
bangsa yang diwarisi hanya dari ibunya.

dia tidak pernah menyayangi
parti yang diwarisi
entah dari siapa.

dia tidak pernah peduli
jika agamanya hancur.
dia tidak pernah peduli
jika bangsa ibunya hancur.
dia tidak pernah peduli
jika partinya hancur.

dia hanya menyanyangi
dirinya sendiri.

Pengembaraan Maya

Ingin kemudian kurangkai kata
Namun tinta penaku t’lah luruh mengering bersama
duka
Ingin kulukiskan berjuta indah kejora
Namun kanvasku telah luruh lebur dalam air mata
maya

Lelah sudah aku mencari, menatih dan tertatih
dalam jejak-jejak langkah.
Mengayuh sebuah biduk rapuh, dalam
pengembaraan sunyi…
Sebuah sepi yang tidak pernah henti…

Aku hanya ingin sebuah kata saja… yang terlontar
di suatu saat…
Namun bila kemudian kelu yang hadir, diam seribu
bahasa,.. dalam sekian masa…
Sesungguhnya yang terjadi adalah aku sedang
membunuh rasa…
Yang ingin kutenggelamkan jauh-jauh…
Dan kukuburkan di lapisan volcano terdalam…
Maka kelu itu adalah sebuah pertempuran yang
tidak pernah dapat aku menangkan…

Dan bila kemudian suatu saat akhirnya ada kata
terucap…
Bukan sebuah pemuasan atas ingin yang begitu
menggejolak…
Sebab itu adalah wujud lain dari pembunuhan ego…
Yang mencoba bersembunyi dalam pendaman hati
yang dalam…
Namun terkadang meluap diam-diam…
Entah dalam bentuk expresi apa..

Adakah sebuah bodoh…
Dalam pencarian jalan, merekatkan sebongkah
asa .. dilautan badai..
Aku menaruh awamku begitu saja…
Dalam lautan asa yang debur gelombangnya
begitu menggelora…
Buih-buih pesonanya yang timbul tenggelam..
terhempas…
Dan memagnet dahsyat… Menggiringku ke
sebuah pusaran..
Atas nama Cinta.

Aku ingin mencintai-Mu sepenuhnya…
Sedalam hati yang tak pernah terselami…
Atau setinggi ego.. yang tak pernah terukur selalu
meninggi…

Sejak aku mengenal rasa cinta itu yang harus
hadir…
Dalam setiap detik perjalanan hidup,.. perpaduan
emosi dan realiti..
Ketika setiap hal yang dilakukan harus karena
cinta kepada-Nya..
Tertuju kepada-Nya..

Ah namun kemudian aku masih bodoh memakna-i
Cinta…
Aku hanya sebutir debu nebula yang bermimpi
menggapai kejora..
Namun adakah diriku salah.. ketika aku
mendamba sangat…
Untuk dapat berdekatan selalu,.. mendekap
hangat dan berbincang dekat..
Menghiasi malam-malam berduaan saja…
Menghabiskan Sisa malah menjelang subuh tiba..
Bercengkrama.. Menaruh sebuah
harapan…Memohonkan asa..

kenangan yang tak tergantikan

disaat kau bersamaku
cahaya rembulan membasuh kulitku dan kulitmu
sedang cahaya bintang menyentuh wajahmu
membuat ia begitu indah dan menentramkan jiwa yang melihat pesonanya

kekasih kukatakan padamu
kenangan kemarin adalah kenangan yang takkan tergantikan oleh kisah manapun di belahan dunia ini
ia adalah kenangan yang melekat se akan-akan ia adalah bagian dari tubuhku dan tak mungkin aku meninggalkannya

kekasih kukatakan kepadamu ku bisikkan hatimu
bahwa aku takkan sanggup menghapus semua kenangan indah tentangmu

BERPESTA HANCURKAN KESUCIAN

rasa bodoh menikam hati,
tanpa menyadari hati nurani,
butakan emansipasi tuk nafsu biadap,
tak menyadari akhir dari kebusukan jiwa,hasutan mulut busuk menjerumuskan penyesalan,
kesucian hanya terbayar dengan omong kosong,
persetan janji busuk tuk tak melakukan kebiadapan,
dunia ini penuh dengan kaum hawa yang pecundang,
keberanian diri tuk lupakan TUHAN,membawa kedok kesucian tanpa berhati suci,
ancaman neraka dekati diri,berpesta hancurkan kesucian,
yakin mempunyai TUHAN tanpa berakhlak keTUHANAN ,
berpesta dalam kegelapan,tercipta satu nyawa menghilangkan nyawa tak berdosa,
kebiadapan nafsu yang tak berhati nurani

Maaf

Demi kebaikan & masa depan,…Patutkah aku mencairkan hati dengan melupakan “semua”….
Lalu, bagaimana aku belajar dari kebodohan & kenaifanku ?
Beribu maaf yang pernah kau mohon,
Beribu maaf yang pernah ku berikan,
Terbukti tak pernah memiliki arti Karena disetiap maaf,
aku selalu melupakan setiap kesalahan Kali ini ijinkan aku yang memohon maafKarena tak kuasa lagi menerima hujanan kecewa yg kau beriTerpancing perih dan membuka semua luka,… Ribuan cerita yang terlanjur ada dan kau ukir perih Ribuan kisah yang membawaku pada ketakberdayaanTidak membuatku mengerti “cinta” yang dulu kau tanamkan kehatikuJuga cinta tulus yang pernah kurasa dan kini mulai mengikis… Ah, andai saja bisaAkan kubagi setiap bagian dari cerita kitaGRATIS kepada siapapun yg ingin mendengarSampai habis tak bersisa Tapi, Demi kebaikan & masa depan,…Mampukah aku mencairkan hati untuk melupakan mu ?